Wednesday, December 24, 2008

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Indonesia melalui Layanan M-Commerce pada Telepon Seluler

Dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, bisnis penyediaan layanan telekomunikasi bergerak atau nirkabel telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Berdasarkan data perkiraan jumlah pemakai telepon seluler di Indonesia yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan riset industri nirkabel yang berbasis di Inggris, Wireless Federation, jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia akan meningkat dari 115,8 juta pengguna di tahun 2008 ke 146,2 juta pengguna di tahun 2010 dan tingkat penetrasi jaringan telekomunikasi nirkabel juga diprediksi akan terus meningkat dari 50,9% di tahun 2008 ke 62,4% di tahun 2010.

Seiring terjadinya peningkatan jumlah pengguna telepon seluler di tanah air tersebut, pasar telekomunikasi nirkabel di Indonesia juga dibanjiri oleh berbagai macam produk layanan nilai tambah seluler. Beberapa contoh layanan nilai tambah yang telah beredar di Indonesia dan menjadi suatu hal yang lumrah bagi sebagian besar pemakai telepon seluler misalnya layanan ringtone, screensaver, wallpaper, themes, dan game. Selain munculnya layanan nilai tambah yang bersifat hiburan, juga muncul layanan nilai tambah yang memberikan layanan informasi dan layanan bisnis seperti layanan informasi pasar modal dan layanan mobile-banking.

Sungguh menyedihkan bahwa dengan hadirnya berbagai macam layanan nilai tambah di Indonesia dewasa ini, kehadiran layanan tersebut belum dapat memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat Indonesia khususnya kelompok masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa sebagian besar layanan seluler yang beredar, kebanyakan merupakan layanan hiburan. Tentu saja, layanan konsumtif ini tidak membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia. Di samping itu, layanan lain yang bersifat informatif dan bisnis seperti layanan informasi pasar modal dan layanan mobile-banking juga bukan merupakan suatu fasilitas yang berguna bagi kelompok masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Pasalnya kondisi persoalan yang dihadapi oleh kelompok masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah adalah kemiskinan, buta teknologi dan buta huruf sehingga fasilitas seperti layanan informasi pasar modal dan layanan mobile banking tidak memberikan manfaat yang berarti bagi mereka. Oleh karena itu, diperlukan suatu layanan nilai tambah seluler yang berguna bagi semua golongan masyarakat dan dapat dioperasikan dengan mudah oleh semua pihak tanpa perlu memperhatikan latar belakang pendidikan mereka, sehingga orang yang buta huruf atau buta teknologi pun dapat menggunakannya. Selain itu, layanan nilai tambah seluler tersebut juga harus memposisikan pemakainya sebagai seorang produsen sehingga setiap penggunaan aplikasi layanan tersebut dapat memberikan keuntungan berupa terjadinya peningkatan taraf hidup pemakainya.

Tantangan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dapat terjawab dengan menggunakan layanan mobile commerce (M-Commerce). Sebagai informasi tambahan, pengertian secara umum dari M-Commerce adalah segala transaksi bisnis yang berhubungan dengan hal pemindahan hak kepemilikan penggunaan barang dan jasa dan dilakukan dengan bantuan media komunikasi berbasis seluler. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, layanan m-commerce seperti layanan mobile banking atau layanan mobile payment yang beredar di Indonesia bukan merupakan layanan m-commerce yang dapat digunakan oleh semua golongan masyarakat di Indonesia. Jadi pertanyaannya, layanan M-Commerce seperti apakah yang memberikan peluang bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan taraf hidup mereka?

Pada bulan Juli 2006 di Bangladesh, Grameenphone berkolaborasi dengan perusahaan CellBazaar Inc. meluncurkan sebuah layanan nilai tambah seluler yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat Bangladesh. Nama dari layanan nilai tambah seluler tersebut adalah CellBazaar. CellBazaar merupakan suatu layanan nilai tambah seluler yang menjadikan telepon seluler berfungsi sebagai sebuah pasar yang beroperasi 24 jam non-stop sehingga memungkinkan penggunanya untuk melakukan transaksi bisnis kapan saja dan di mana saja.

Gambar 1. Logo CellBazaar (diambil dari corp.cellbazaar.com)

Barangkali bagi dunia yang serba terkomputerisasi dan memiliki akses internet, fasilitas pasar maya (virtual market) yang disediakan oleh CellBazaar ini untuk 20 juta pelanggan Grameenphone tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang cukup menghebohkan. Akan tetapi, bagi para petani dan nelayan Bangladesh yang hampir tidak memiliki akses menggunakan komputer dan kadang-kadang tidak tersedia listrik untuk menghidupkan komputer, CellBazaar merupakan layanan yang sangat dibutuhkan bagi para petani dan nelayan tersebut dalam menambah penghasilan pokok mereka. Jaminan keberhasilan CellBazaar dalam meningkatkan denyut nadi perekonomian masyarakat di Bangladesh ini telah diperkuat dengan keberhasilannya menerima penghargaan prestisius Internasional yaitu penghargaan GSMA Global Mobile Awards untuk kategori “Best Use of Mobile for Social and Economic Development” di tahun 2008.

Dalam layanan CellBazaar, pengguna telepon seluler dapat berperan sebagai seorang pembeli maupun seorang penjual. Ketika pengguna layanan tersebut berperan sebagai seorang penjual, maka pengguna diberikan wewenang untuk mengiklankan produk yang hendak mereka jual di portal CellBazaar. Produk yang diperjual-belikan bervariasi mulai dari produk pertanian seperti beras, kentang, jagung hingga produk yang berskala besar seperti apartemen, tanah dan barang-barang konsumsi seperti mobil, sepeda motor, TV, lemari es dan sebagainya. Pengguna layanan CellBazaar juga dapat menawarkan produk jasa seperti guru privat, tukang reparasi TV dan sebagainya. Selain itu, CellBazaar juga memberikan kemudahan dan kebebasan kepada penggunanya untuk mencantumkan sendiri jenis produk yang hendak dijual bila belum tersedia dalam portal CellBazaar. Berikut ini ditampilkan gambar tampilan muka website portal CellBazaar dalam gambar 2.

Gambar 2. Tampilan Website CellBazaar

Saat pembeli melakukan pencarian di portal CellBazaar, pembeli dapat mensortir pencarian produk yang hendak mereka beli berdasarkan harga, merek, jenis dan lokasi. Selanjutnya pada tahap akhir pencarian, bila pembeli menemukan produk yang diinginkannya, maka pembeli dapat melakukan transaksi bisnis dengan menghubungi sang penjual tersebut melalui nomor kontak penjual yang telah tersedia. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan gambar contoh tampilan pengaksesan melalui WAP (Wireless Application Protocol) dalam gambar 3.

Gambar 3. Pengaksesan CellBazaar Melalui WAP

Dalam pengaksesan layanan CellBazaar, pihak CellBazaar telah menyediakan empat fasilitas pengaksesan yaitu pengaksesan melalui pesan singkat (Short Message Service), website, WAP (Wireless Application Protocol) dan IVR (Interactive Voice Response). Mengingat segmen pasar yang ditujukan untuk masyarakat luas, tarif yang dikenakan untuk pengaksesan melalui SMS adalah tarif standar SMS. Tarif standar layanan seluler juga diberlakukan untuk metode pengaksesan lainnya yaitu WAP, Web, dan IVR. Buta huruf bukan lagi menjadi kendala dalam menggunakan layanan CellBazaar sebab telah tersedia metode pengaksesan secara IVR sehingga pengguna tetap dapat mengiklankan atau membeli produk di portal CellBazaar.

Dari sekian banyak fasilitas yang ditawarkan oleh CellBazaar, dapat disimpulkan bahwa obyektivitas utama dari layanan CellBazaar adalah
a. Menciptakan suatu portal pasar maya yang mana proses transaksi bisnis dapat dilakukan melalui telepon seluler.
b. Memberikan informasi pasar yang komprehensif selama 24 jam sehari.
c. Berfungsi sebagai fasilitator dalam setiap transaksi bisnis.
d. Memberikan informasi yang luas tentang keseluruhan pasar bagi penjual dan pembeli sehingga memudahkan mereka dalam melakukan perbandingan harga, merek dan sebagainya.
e. Memberikan kontribusi perkembangan perekonomian para petani, penjual dan wirausahawan.
f. Menjembatani kesenjangan digital masyarakat Bangladesh dengan menggunakan telepon seluler sebagai sebuah komputer.
g. Mengkoneksi daerah yang terisolasi dan buta informasi ke sebuah portal pusat informasi.

Dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia, layanan CellBazaar memiliki banyak kemampuan yang dapat memberikan peluang bagi masyarakat Indonesia dalam meningkatkan taraf hidupnya dengan tanpa dihambati oleh masalah kemiskinan, buta huruf dan buta teknologi. Dengan kata lain, layanan m-commerce yang paling efektif dalam memajukan perekonomian masyarakat Indonesia adalah layanan CellBazaar. Berikut ini diberikan contoh kasus bilamana layanan CellBazaar telah diimplementasikan di Indonesia dan keuntungan apa saja yang diperoleh oleh para petani, operator telepon dan pemerintah Indonesia.

“Bila layanan CellBazaar telah ada di bumi nusantara ini, para petani tidak perlu lagi pusing mencari-cari agen atau makelar yang memberikan margin keuntungan yang tinggi kepada mereka. Para petani dapat mengiklankan produk mereka di sebuah portal bisnis yang mana orang yang dapat mengakses portal bisnis tersebut bukan hanya berasal dari kelompok pengguna jasa seluler dari operator telekomuniksi nirkabel yang menyelenggarakan layanan CellBazaar tersebut saja, tetapi juga dapat berasal dari orang-orang yang terhubung dengan internet. Dengan kata lain, para petani tidak hanya membuka pangsa pasarnya di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia. Selain itu, dengan portal bisnis tersebut, para petani dapat melakukan transaksi bisnis kapan saja dan di mana saja. Dengan secara tidak langsung, para petani telah belajar memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology) dalam meningkatkan perekonomian mereka. Tidak menamatkan pendidikan wajib belajar 9 tahun bukan lagi menjadi hambatan bagi para petani yang ingin menggunakan layanan CellBazaar ini. Sebab layanan CellBazaar juga memberikan fasilitas IVR (Interactive Voice Response) di mana para petani dapat mengiklankan produknya dengan melakukan metode dialog atau percakapan.

Para operator penyedia jasa telekomunikasi nirkabel di Indonesia tidak luput juga keciprat keuntungan dari implementasi layanan CellBazaar ini. Layanan ini dapat merangsang masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah, yang biasanya sangat price-sensitive, untuk menggunakan pulsa teleponnya lebih banyak. Semakin tinggi intensitas pemakai telepon seluler dalam melakukan transaksi bisnis, maka semakin besar nilai pendapatan yang diterima oleh perusahaan operator tersebut. Dengan merangkul layanan CellBazaar, operator telepon telah menciptakan suatu solusi yang menguntungkan kedua belah pihak yaitu pihak operator dan pemakai jasanya.

Manfaat yang diterima pemerintah Indonesia adalah tingkat kemiskinan penduduk dan jumlah desa tertinggal dapat dikurangi. Hal ini karena arus globalisasi telah memasuki kawasan-kawasan terisolasi dengan kehadiran layanan CellBazaar ini. Lebih lanjut lagi, layanan CellBazaar telah membuka wawasan para petani untuk menuju modernisasi pemasaran hasil pertanian mereka. Alhasil, kepemilikan telepon seluler dengan layanan CellBazaar menjadi sesuatu hal yang vital bagi petani dalam menjual hasil panennya.”

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan layanan m-commerce yang berbasis CellBazaar tersebut dapat memberikan manfaat yang cukup menarik bagi semua pihak yaitu pihak pengguna telepon seluler, pihak operator penyedia jasa telekomunikasi nirkabel dan pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, pihak pemerintah perlu mensosialisasi dan meregulasi layanan m-commerce berbasis CellBazaar ini supaya ketika layanan tersebut diterapkan di Indonesia, masalah penyalahgunaan data pribadi orang dapat dicegah.


Referensi:
1. Website Perusahaan CellBazaar Inc. Diakses 10 Desember 2008.
http://corp.cellbazaar.com/
2. Website Portal CellBazaar. Diakses 10 Desember 2008.
http://www.cellbazaar.com
3. Mobile Value Added Services In India (Internet & Mobile Association of India, 2008) hal. 14-15.
4. “Indonesia's mobile penetration may reach 62.4% in 2010 (Indonesia)”. Diakses 11 Desember 2008.
http://wirelessfederation.com/news/indonesias-mobile-penetration-may-reach-624-in-2010-indonesia/
5. “Selling potatoes by phone in remote Bangladesh-The Wall Street Journal” .Diakses 10 Desember 2008.
http://corp.cellbazaar.com/images/Online/WSJ_CB_080908.pdf
6. From electronic to mobile commerce-Opportunities through technology convergence for business services. Rajnish Tiwari, Stephan Buse and Cornelius Herstatt. (Institute of Technology and Innovation Management Hamburg University of Technology (TUHH), 2006) hal. 40-42.




Creative Commons License
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Indonesia melalui Layanan M-Commerce pada Telepon Seluler by Hermin Kosasih is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported License.

Baca Selanjutnya...

Monday, December 22, 2008

Kehilangan ide dan semangat menulis

Kehilangan adalah suatu hal yang sangat menyakitkan bagi kita semua. Rasa sakit yang muncul atas kehilangan dapat disebabkan oleh rasa hilangannya benda/materi dan juga ide (non-fisik). Belakangan ini, rasa takut campur kesal selalu menyelimuti perasaan saya. Pasalnya saya betul-betul kehilangan ide menulis, ide untuk mengungkapkan pemahamanku terhadap sesuatu yang spektakuler dan juga ide untuk merangkai kata-kata menjadi pantun yang menggoda selera untuk dibaca. Kusadari bahwa kehilangan ide ini bukan karena kekurangan materi yang diperoleh untuk menulis, tetapi kebingungan dalam menentukan titik awal penulisan. Titik awal penulisan yang menjadi kunci pokok bagi saya untuk menentukan judul yang sesuai dengan tema yang dibahas. Judul bukan sembarang judul. Judul itu harus sexy, menggoda, menggundang selera dan bila perlu memiliki kekuatan mistis juga hehe.:)

Syndrome kehilangan ide biasa yang dialami oleh penulis pemula seperti saya. Entah hal ini disebabkan oleh sifat perfektionis dalam diri saya sehingga bagiku harus dapat membuat suatu judul yang sempurna apa adanya baik dari sisi linguistik maupun sisi bisnis. Sisi bisnis yang mampu memberikan efek santet bagi pembaca yang pada dasarnya hanya melihat sekilas dari judulnya, tanpa disadari atau disadari menjadi amat terkesima sehingga tersantetlah untuk membaca keseluruhan artikel tersebut.

Pengetahuan-pengetahuan mengenai menulis banyak kuperoleh dari buku-buku cara menulis esai yang benar, koran, majalah, dan sebagainya. Beberapa artikel berisi nasehat/wejagan dan celoteh mengenai hal-hal menulis yang baik dan benar selalu menekankan pada 5W+1H pada unsur suatu artikel. Akan tetapi yang namanya otak lagi buntu segala teori yang kupelajari tersebut menjadi tidak bermanfaat. Apa karena saya belum memahami dengan benar sebenarnya cara memulai penulisan artikel atau telalu memusingkan diri memikirkan hal-hal yang detail tersebut.

Efek lain dari syndrome kehilangan ide yang saya alami disebabkan juga oleh perasaan panik yang muncul dalam diriku. Biasanya perasaan panik ini bukannya membantu tetapi menciptakan suasana hati menjadi lebih keruh dan otomatis mood menjadi buruk. Lantas yang lebih bingung lagi dan apa ada cara yang manjur dan efektif untuk menghancurkan perasaan panik ini? Teknik memberikan sugesti ke diri sendiri untuk berpikir positif tidaklah cukup bagi diriku.

Baca Selanjutnya...