Dalam tutorial kali ini, kita akan membahas secara singkat fitur-fitur dalam OSPF yang merupakan salah satu materi yang akan diujikan dalam ujian CCNP BSCI 642-901. OSPF atau Open Shortest Path First merupakan jenis protokol IGP (Interior Gateway Routing Protokol) yang banyak diaplikasikan dalam jaringan enterprise dan service provider. OSPF merupan jenis link-state routing protocol yang berarti dalam protokol ini, router-router dalam suatu area jaringan saling mempertukarkan satu sama lain informasi mengenai kondisi router dan jaringan. Istilah area adalah suatu kumpulan logikal dari jaringan OSPF, router-router dan link-link yang memiliki identitas area yang sama. Hal ini berarti bahwa router-router yang berada dalam suatu area yang sama akan memiliki database topologi yang sama pula.
OSPF memiliki beberapa keunggulan yang sangat signifikans bila dibandingkan dengan distance vector protocol misalnya RIP (Routing Information Protocol). Hal ini dikarenakan, router yang menjalankan protokol OSPF memiliki gambaran secara lengkap mengenai topologi suatu jaringan yang berada dalam areanya, sedangkan dalam protokol distance vector, sebuah router tidak mengetahui secara penuh/lengkap suatu topologi jaringan areanya. Penyebabnya adalah router-router dalam protokol distance vector mendapat informasi berdasarkan perspektif dari router tetangganya mengenai keterjangkaunya suatu network.
Oleh karena itu, setiap router OSPF dapat secara mandiri menentukan jalur trafik yang paling efisien dan loop-free berdasarkan cost untuk tujuan ke setiap network dalam suatu area. Konsekuensinya, OSPF lebih cenderung menghasilkan keputusan routing yang lebih akurat bila dibandingkan dengan protokol distance vector.
Dalam tutorial ini terdapat 3 bagian pembahasan sebagai berikut:
I. Topologi Jaringan
Gambar 1. Topologi Fisik dan Logikal Jaringan Perusahaan Delta
Dalam skema jaringan OSPF suatu perusahaan kita namakan Delta, tersedia 3 buah router dan masing-masing diberi nama ISP, JKT dan BDG. Kemudian diimplementasi juga 2 buah multilayer switch yaitu CORE1 dan CORE2. Router ISP berfungsi sebagai Internet Service Provider dan kita asumsikan interface loopback router ISP sebagai web-web server yang akan diakses oleh network devices dalam perusahaan Delta. Router JKT sebagai router yang ABR (Area Border Router) yang menghubungan area 1 (Jakarta) dengan area 0 (Core Network). Demikian juga untuk Router BDG berfungsi sebagai ABR yang menghubungkan area 2 (Bandung) dengan area 0 (Core Network). Area inilah yang akan membatasi ruang gerak update LSA (Link State Advertisement) suatu jaringan.
LSA adalah paket advertisement yang berguna memberikan informasi mengenai status sebuah link atau router. Dalam jaringan broadcast, LSA dipropagasi ke semua devices dengan menggunakan alamat IP multicast class D yaitu 224.0.0.5. Ketika sebuah router menerima sebuah LSA, dia akan menggunakannya untuk memperbaharui LSDB (Link-state Database). Dalam melakukan perhitungan pencarian jalur terbaik atau the best path ke sebuah network, router menggunakan algoritma Dijkstra atau biasa disebut sebagai Shortest Path First algorithm pada LSDB.
Router CORE1 dan router CORE2 berfungsi sebagai router backbone yang befungsi mentransit paket komunikasi data antar area. Di router CORE2 ini dihubungkan ke router ISP untuk menyediakan layanan internet bagi network devices di perusahaan Delta dengan kata lain router CORE2 dapat dikategorikan sebagi ASBR (Autonomous System Boundary Router). Pada router CORE2 ini kita mengimplementasikan default route menuju ke router ISP dan dari router ISP di-setting konfigurasi static route menuju network 192.168.0.0/26 di perusahaan Delta.
Berikut ini adalah daftar alamat IP dan interface pada router dan multilayer switch:
A. ISP
* Fa 0/0 (209.1.1.2/30)
* Loopback Interface (200.1.0.0/24 -- 200.1.3.0/24)
B. JKT
* Router ID OSPF 1.1.1.1
* Fa 0/0 (192.168.10.1/30)
* Loopback Interface (192.168.0.0/24 -- 192.168.3.0/24)
C. BDG
* Router ID OSPF 2.2.2.2
* Fa 0/0 (192.168.10.5/30)
* Loopback Interface (192.168.4.0/24 -- 192.168.7.0/24)
D. CORE1
* Router ID OSPF 10.1.1.1
* Fa 0/12 (192.168.10.2/30)
* Fa 0/3 (172.168.20.2/30)
E. CORE2
* Router ID OSPF 20.1.1.1
* Gi 0/12 (192.168.10.6/30)
* Gi 0/3 (172.168.20.1/30)
* Gi 0/2 (209.1.1.1/30)
II. Penjelasan Konfigurasi OSPF pada masing-masing Router dan Multilayer Switch
Gambar 2. Rancangan Jaringan OSPF pada Perusahaan Delta
A. Router CORE1
Pada router CORE1 tersebut, diimplementasi OSPF dengan area 0 yang berarti berada di area backbone. Area backbone atau transit area adalah area yang menginter-koneksi area lain dalam sebuah domain. Di dalam OSPF, selain adanya area backbone juga terdapat area regular. Area regular berfungsi menghubungkan user atau resources ke dalam jaringan OSPF. Area regular ini tidak mengizinkan dirinya menjadi tempat transit karena dalam OSPF yang berhak menjadi tempat transit adalah area backbone atau area 0. Jadi bila ada kasus di mana ada suatu area misalnya area 2 yang mana tidak terkoneksi secara langsung ke area 0 melainkan ke area 1, maka update network yang berada dalam area 2 tidak dapat sampai ke area 0. Hal ini dikarenakan router yang berada di area 2 tidak akan meng-advertise LSA mengenai network-nya ke area 1.
Konfigurasi pada router CORE1 adalah sebagai berikut:
router ospf 1
router ospf [process-id]
# Bertujuan mengaktifkan protokol OSPF pada router. Angka 1 merupakan process ID yang mana angka ini bukan mencerminkan nomor area, sehingga masing-masing router dalam suatu area boleh memiliki angka process ID yang bervariasi.
router-id 10.1.1.1
router-id [ip-address]
# Bertujuan untuk memberikan pengalamatan yang unik pada database OSPF. Dalam suatu autonomous system, masing-masing router harus memiliki router ID yang berbeda-beda.
network 172.168.20.0 0.0.0.3 area 0
network 192.168.10.0 0.0.0.3 area 0
network [ip-address] [wildcard mask] area [area-id]
# Untuk mengidentifikasi interface mana pada router yang akan berpatisipasi dalam proses OSPF. Bagian isian “ip-address” diisikan network pada interface mana yang akan diikut-sertakan dalam proses OSPF untuk area 0 (area-id) atau dengan kata lain untuk area backbone.
Untuk memverifikasi proses routing protokol yang aktif pada router CORE1 maka dijalankan perintah “show ip protocols”, sehingga memperoleh hasil sebagai berikut ini:
CORE1#show ip protocols
*** IP Routing is NSF aware ***
Routing Protocol is "ospf 1"
Outgoing update filter list for all interfaces is not set
Incoming update filter list for all interfaces is not set
Router ID 10.1.1.1
Number of areas in this router is 1. 1 normal 0 stub 0 nssa
Maximum path: 4
Routing for Networks:
172.168.20.0 0.0.0.3 area 0
192.168.10.0 0.0.0.3 area 0
Routing Information Sources:
Gateway Distance Last Update
2.2.2.2 110 03:21:56
1.1.1.1 110 03:21:56
10.1.1.1 110 03:21:56
20.1.1.1 110 03:21:56
Distance: (default is 110)
Dari skema topologi jaringan, terlihat bahwa router CORE1 memiliki hubungan koneksi dengan dua buah router yaitu router JKT (router-id 1.1.1.1) dan router CORE2 (router-id 20.1.1.1). Untuk mengecek adjacency state, maka dapat dijalankan perintah sebagai berikut ini:
CORE1#show ip ospf neighbour
Neighbor ID Pri State Dead Time Address Interface
1.1.1.1 1 FULL/BDR 00:00:35 192.168.10.1 FastEthernet0/12
20.1.1.1 1 FULL/BDR 00:00:38 172.168.20.1 FastEthernet0/3
Dari tampilan output perintah di atas, terlihat bahwa router CORE1 dan router tetangganya router JKT dan CORE2 telah selesai mensinkronkan link-state database-nya terlihat dari kolom State menunjukkan FULL.
Berdasarkan diagram topologi jaringan, router CORE1 berfungsi sebagai router backbone sehingga dia mendapat routing update dari kedua sisi area yaitu area 1 dan area 2. Area-area tersebut digolongkan sebagai inter-area. Hal ini dapat dilihat dari hasil verifikasi di routing table sebagai berikut ini:
Lambang O IA menunjukkan routing update OSPF jenis inter area.
CORE1#show ip route ospf
192.168.10.0/30 is subnetted, 2 subnets
O 192.168.10.4 [110/20] via 172.168.20.1, 01:01:08, FastEthernet0/3
192.168.4.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.4.1 [110/21] via 172.168.20.1, 01:01:08, FastEthernet0/3
192.168.5.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.5.1 [110/21] via 172.168.20.1, 01:01:08, FastEthernet0/3
192.168.6.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.6.1 [110/21] via 172.168.20.1, 01:01:08, FastEthernet0/3
192.168.7.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.7.1 [110/21] via 172.168.20.1, 01:01:08, FastEthernet0/3
192.168.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.0.1 [110/11] via 192.168.10.1, 01:01:08, FastEthernet0/12
192.168.1.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.1.1 [110/11] via 192.168.10.1, 01:01:08, FastEthernet0/12
192.168.2.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.2.1 [110/11] via 192.168.10.1, 01:01:08, FastEthernet0/12
192.168.3.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.3.1 [110/11] via 192.168.10.1, 01:01:08, FastEthernet0/12
O*E2 0.0.0.0/0 [110/1] via 172.168.20.1, 01:01:08, FastEthernet0/3
Parameter “O*E2 0.0.0.0/0 [110/1] via 172.168.20.1, 01:01:08, FastEthernet0/3” menunjukkan bahwa router CORE1 menerima routing update mengenai default-route dari CORE2. Hal ini memungkinkan jaringan-jaringan yang berada dalam perusahaan Delta dapat berkomunikasi dengan web-web server di ISP.
Untuk menampilkan entri-entri internal OSPF routing table yang memiliki informasi berkaitan dengan area border router dan autonomous system boundary router dijalankan perintah sebagai berikut ini:
CORE1#show ip ospf border-routers
OSPF Process 1 internal Routing Table
Codes: i - Intra-area route, I - Inter-area route
i 20.1.1.1 [10] via 172.168.20.1, FastEthernet0/3, ASBR, Area 0, SPF 17
i 1.1.1.1 [10] via 192.168.10.1, FastEthernet0/12, ABR, Area 0, SPF 17
i 2.2.2.2 [20] via 172.168.20.1, FastEthernet0/3, ABR, Area 0, SPF 17
Terlihat bahwa dari hasil verifikasi show ip ospf border-routers, ip address 20.1.1.1 (Router CORE2) digolongkan sebagai Autonomous system boundary router dan ip address 1.1.1.1 (Router JKT) dan 2.2.2.2 (Router BDG) digolongkan sebagai Area border router.
Untuk memverifikasi interface yang dikonfigurasi telah betul-betul berada pada area OSPF yang dikehendaki, maka dapat dijalankan perintah sebagai berikut ini:
CORE1#show ip ospf interface fa0/3
FastEthernet0/3 is up, line protocol is up (connected)
Internet Address 172.168.20.2/30, Area 0
Process ID 1, Router ID 10.1.1.1, Network Type BROADCAST, Cost: 10
Transmit Delay is 1 sec, State DR, Priority 10
Designated Router (ID) 10.1.1.1, Interface address 172.168.20.2
Backup Designated router (ID) 20.1.1.1, Interface address 172.168.20.1
Timer intervals configured, Hello 10, Dead 40, Wait 40, Retransmit 5
oob-resync timeout 40
Hello due in 00:00:09
Supports Link-local Signaling (LLS)
Index 1/1, flood queue length 0
Next 0x0(0)/0x0(0)
Last flood scan length is 3, maximum is 4
Last flood scan time is 0 msec, maximum is 8 msec
Neighbor Count is 1, Adjacent neighbor count is 1
Adjacent with neighbor 20.1.1.1 (Backup Designated Router)
Suppress hello for 0 neighbor(s)
Pada perintah "show ip ospf interface" terlihat dengan detail pula jenis network pada interface tersebut. Dalam kasus ini adalah Broadcast yang berarti hello timer-nya 10 detik dan dead timer-nya 40 detik. Bila tipe jaringan kita adalah point-to-point (misalnya interface yang digunakan adalah serial) maka hello timer-nya 30 detik dan dead timer-nya 120 detik secara default. Karena dalam kasus ini, router CORE1 untuk interface fa0/3 berada pada tipe jaringan broadcast, maka terdapat permilihan DR(Designated Router) dan BDR (Backup Designated Router).
B. Router CORE2
Konfigurasi pada router CORE2 adalah sebagai berikut:
router ospf 1
router-id 20.1.1.1
network 172.168.20.0 0.0.0.3 area 0
network 192.168.10.4 0.0.0.3 area 0
default-information originate
Perintah "default-information originate" yang dimasukkan di bawah router ospf 1 memiliki tujuan untuk mendistribusikan default route yang dikonfigurasi secara statis ke dalam routing protocol OSPF.
Berdasarkan hasil verifikasi routing table di bawah ini, router CORE2 mendapat update network (192.168.0.0/24 - 192.168.3.0/24) Router JKT berasal dari Router CORE1 dan mendapat update network (192.168.4.0/24 - 192.168.7.0/24) langsung dari router BDG. Lambang S* menunjukkan default route yang dikonfigurasi di router CORE2.
CORE2#show ip route
<"output omitted">
C. Router JKT
Untuk konfigurasi pada router JKT adalah sebagai berikut:
router ospf 1
router-id 1.1.1.1
network 192.168.0.0 0.0.0.255 area 1
network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 1
network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 1
network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 1
network 192.168.10.0 0.0.0.3 area 0
Dari hasil tampilan verifikasi routing table di bawah ini, terlihat bahwa Router JKT memiliki route ke network di bawah jaringan router BDG, karena dia mendapat informasi tersebut berasal dari Router CORE1. Demikian juga untuk informasi mengenai default route, router JKT mendapat langsung juga dari Router CORE1.
JKT#show ip route ospf
192.168.10.0/30 is subnetted, 2 subnets
O 192.168.10.4 [110/21] via 192.168.10.2, 00:58:32, FastEthernet0/0
172.168.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
O 172.168.20.0 [110/11] via 192.168.10.2, 00:58:32, FastEthernet0/0
192.168.4.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.4.1 [110/22] via 192.168.10.2, 00:58:32, FastEthernet0/0
192.168.5.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.5.1 [110/22] via 192.168.10.2, 00:58:32, FastEthernet0/0
192.168.6.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.6.1 [110/22] via 192.168.10.2, 00:58:32, FastEthernet0/0
192.168.7.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 192.168.7.1 [110/22] via 192.168.10.2, 00:58:32, FastEthernet0/0
O*E2 0.0.0.0/0 [110/1] via 192.168.10.2, 00:58:32, FastEthernet0/0
D. Router BDG
Untuk konfigurasi pada router BDG adalah sebagai berikut:
router ospf 1
router-id 2.2.2.2
network 192.168.4.0 0.0.0.255 area 2
network 192.168.5.0 0.0.0.255 area 2
network 192.168.6.0 0.0.0.255 area 2
network 192.168.7.0 0.0.0.255 area 2
network 192.168.10.4 0.0.0.3 area 0
Dari hasil tampilan verifikasi routing table di bawah ini, terlihat bahwa Router BDG memiliki route ke network di bawah jaringan router JKT, karena dia mendapat informasi tersebut berasal dari Router CORE2. Demikian juga untuk informasi mengenai default route, router BDG mendapat langsung juga dari Router CORE2.
BDG#show ip route
E. Router ISP
Pada router ISP, kita hanya butuh membuat static route ke network di perusahaan Delta yaitu network 192.168.0.0/16. Berikut ini adalah verifikasi routing table dari router ISP:
ISP#show ip route