Monday, December 22, 2008

Kehilangan ide dan semangat menulis

Kehilangan adalah suatu hal yang sangat menyakitkan bagi kita semua. Rasa sakit yang muncul atas kehilangan dapat disebabkan oleh rasa hilangannya benda/materi dan juga ide (non-fisik). Belakangan ini, rasa takut campur kesal selalu menyelimuti perasaan saya. Pasalnya saya betul-betul kehilangan ide menulis, ide untuk mengungkapkan pemahamanku terhadap sesuatu yang spektakuler dan juga ide untuk merangkai kata-kata menjadi pantun yang menggoda selera untuk dibaca. Kusadari bahwa kehilangan ide ini bukan karena kekurangan materi yang diperoleh untuk menulis, tetapi kebingungan dalam menentukan titik awal penulisan. Titik awal penulisan yang menjadi kunci pokok bagi saya untuk menentukan judul yang sesuai dengan tema yang dibahas. Judul bukan sembarang judul. Judul itu harus sexy, menggoda, menggundang selera dan bila perlu memiliki kekuatan mistis juga hehe.:)

Syndrome kehilangan ide biasa yang dialami oleh penulis pemula seperti saya. Entah hal ini disebabkan oleh sifat perfektionis dalam diri saya sehingga bagiku harus dapat membuat suatu judul yang sempurna apa adanya baik dari sisi linguistik maupun sisi bisnis. Sisi bisnis yang mampu memberikan efek santet bagi pembaca yang pada dasarnya hanya melihat sekilas dari judulnya, tanpa disadari atau disadari menjadi amat terkesima sehingga tersantetlah untuk membaca keseluruhan artikel tersebut.

Pengetahuan-pengetahuan mengenai menulis banyak kuperoleh dari buku-buku cara menulis esai yang benar, koran, majalah, dan sebagainya. Beberapa artikel berisi nasehat/wejagan dan celoteh mengenai hal-hal menulis yang baik dan benar selalu menekankan pada 5W+1H pada unsur suatu artikel. Akan tetapi yang namanya otak lagi buntu segala teori yang kupelajari tersebut menjadi tidak bermanfaat. Apa karena saya belum memahami dengan benar sebenarnya cara memulai penulisan artikel atau telalu memusingkan diri memikirkan hal-hal yang detail tersebut.

Efek lain dari syndrome kehilangan ide yang saya alami disebabkan juga oleh perasaan panik yang muncul dalam diriku. Biasanya perasaan panik ini bukannya membantu tetapi menciptakan suasana hati menjadi lebih keruh dan otomatis mood menjadi buruk. Lantas yang lebih bingung lagi dan apa ada cara yang manjur dan efektif untuk menghancurkan perasaan panik ini? Teknik memberikan sugesti ke diri sendiri untuk berpikir positif tidaklah cukup bagi diriku.

0 comments: